Tersenyum Selagi Kita Bisa
Elia Abu Madhi berkata:
Orang berkata, "Langit selalu berduka dan mendung."
Tapi aku berkata, "Tersenyumlah, cukuplah duka cita di langit sana."
Orang berkata, "Masa muda telah berlalu dariku."
Tapi aku berkata, "Tersenyumlah, bersedih menyesali masa muda tak
kan pernah mengembalikannya"
Orang berkata, "Langitku yang ada di dalam jiwa telah membuatku
merana dan berduka.
Janji-janji telah mengkhianatiku ketika kalbu telah menguasainya.
Bagaimana mungkin jiwaku sangggup mengembangkan senyum
manisnya
Maka akupun berkata,"Tersenyum dan berdendanglah,
kala kau membandingkan semua umurmu kan habis untuk merasakan
sakitnya.
Orang berkata, "Perdagangan selalu penuh intrik dan penipuan,
ia laksana musafir yang akan mati karena terserang rasa haus."
Tapi aku berkata, "Tetaplah tersenyum, karena engkau akan
mendapatkan penangkal dahagamu.
Cukuplah engkau tersenyum, karena mungkin hausmu akan sembuh
dengan sendirinya.
Maka mengapa kau harus bersedih dengan dosa dan kesusahan orang
lain,
apalagi sampai engkau seolah-olah yang melakukan dosa dan
kesalahan itu?
Orang berkata, "Sekian hari raya telah tampak tanda-tandanya
seakan memerintahkanku membeli pakaian dan boneka-boneka.
Sedangkan aku punya kewajiban bagi teman-teman dan saudara,
namun telapak tanganku tak memegang walau hanya satu dirham
adanya
Ku katakan: Tersenyumlah, cukuplah bagi dirimu karena Anda masih
hidup, dan engkau tidak kehilangan saudara-saudara dan kerabat yang
kau cintai.
Orang berkata, " Malam memberiku minuman 'alqamah
akupun berkata,” tersenyumlah, walaupun kau makan buah 'alqamah
Mungkin saja orang lain yang melihatmu berdendang
akan membuang semua kesedihan. Berdendanglah
Apa kau kira dengan cemberut akan memperoleh dirham
atau kau merugi karena menampakkan wajah berseri?
Saudaraku, tak membahayakan bibirmu jika engkau mencium
juga tak membahayakan jika wajahmu tampak indah berseri
Tertawalah, sebab meteor-meteor langit juga tertawa
mendung tertawa, karenanya kami mencintai bintang-bintang
Orang berkata, "Wajah berseri tidak membuat dunia bahagia
yang datang ke dunia dan pergi dengan gumpalan amarah.
Ku katakan, "Tersenyumlah, selama antara kau dan kematian
ada jarak sejengkal, setelah itu engkau tidak akan pernah tersenyum."
(Dikutip dari buku La Tahzan)
Senyum laksana magnet yang mampu menarik perhatian bagi yang memandang dan senyuman yang diberikan dengan hati yang tulus akan memberikan energy positif bagi yang tersenyum. Energy positif itu membuat orang yang tersenyum mampu menjalani hidup dengan penuh percaya diri, optimism, dan keyakinan kuat akan mendapat kesuksesan.
Senyum, suatu hal yang sangat sederhana dan sangat mudah dilakukan. Senyum merupakan ungkapan ketulusan hati, kebahagiaan, dan rasa kasih sayang. Senyum merupakan hadiah yang sangat berharga, melebihi ribuan kata-kata dan benda. Senyum yang tulus lahir dari hati dan akan merasuk dalam hati orang yang melihatnya, menjadikan energy positif bagi orang lain.
Untuk tersenyum, sesorang tidak memerlukan banyak modal, cukup menarik kedua ujung bibirnya. Senyum merupakan bukti persahabatan dan menunjukan cinta. Senyum membuat wajah berseri dan memberikan kecantikan alami. Seseorang yang sangat cantik wajahnya, jika tidak pernah tersenyum, tak akan tampak menarik. Sebaliknya orang yang berwajah jelek, namun ia suka tersenyum, orang-orang akan merasa nyaman berada di dekatnya dan menyukainya.
Senyum itu indah dan memperindah wajah, karena senyum yang tulus lahir dari jiwa yang tenang. Senyum menunjukkan kemuliaan akhlak seseorang, karena senyum merupakan ibadah. Sebuah bentuk ibadah yang sangat mudah dilakukan. Senyum adalah kecantikan jiwa, anugerah bagi yang melihatnya, menenteramkan perasaan, menyejukkan dan menenangkan hati yang gelisah. Dengan senyum, orang-orang disekeliling kita akan merasa bahagia, karena senyum adalah sedekah.
Senyum yang tulus mampu mendekatkan perasaan dan menumbuhkanikatan kasih sayang dan kepercayaan yang mengeratkan hati. Ikatan ini tidak rapuh seperti ikatan yang berlandasan materi, tetapi lebih dari itu, ikatan ini berlandasan pada hubungan persaudaraan dan berlandasan iman.
Seseorang tersenyum bukan semata-mata karena senyum merupakan lahan ibadah yang menjanjikan pahala setara sedekah. Lebih dari itu, senyum merupakan ekspresi kondisi psikologis seseorang. Sama-sama tersenyum, namun ada senyum ikhlas yang berasal dari hati, namun ada juga senyum yang hanya basa-basi, sehingga terlihat hambar, sinis, masam, kaku.
Senyum yang tidak disertai ketulusan hati, bukan hanya membuat orang yang melihatnya tidak senang, tapi juga bisa menjadi boomerang yang menghancurkan diri kita sendiri. Bagaimana hal ini bisa terjadi?senyum manis, senyum ramah, senyum simpati dan senyum tulus bisa meluluhkan hati, hati yang sekeras batu sekalipun. Namun, senyum sinis, senyum kecut, apalag senyum menghina bisa menimbulkan tanda Tanya, kecurigaan, sikap rendah diri, bahkan kemarahan orang lain.
Senyum dapat muncul saat kita tidak bahagia, namun senyuman itu bisa diartikan berbeda oleh orang yang melihatnya. Bisa jadi senyum kita dianggap sebagai ekspresi sinis. Senyum yang baik mesti muncul dari ketulusan hati. Meski dalam kondisi yang tidak baik, meski beban hidup terasa berat, namun senyuman mestinya tetap ada karena dengan senyuman itu, justru bisa mengangkat baban hidup, menggantikannya dengan optimism.
Dokter Madan Kataria, seorang psikiater asal India mengatakan “Mengawali hari dengan senyum dan tertawa selama 15 menit merupakan terapi fisik dan psikis untuk lebih bersemangat melakukan aktivitas dan menyegarkan pikiran sepanjang hari”
Tersenyum dapat menstabilkan kondisi psikis sesoramg, yakni bisa mengurangi kecemasan dan menghilangkan stress, sehingga berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan mental. Dengan senyum, hormone anti stress (endhorphin) akan dilepskan dan akan mengalahkan hormone pemicu stress (cortisol, adrenalin, epinpherine) yang keluar ketika stress. Hal ini bisa mengurangi tekanan darah yang menyebabkan berbagai penyakit.
Senyum juga dapat mengembalikan kondisi kesehatan dan kesehatan dan kekebalan tubuh, sehingga mampu mencegah penyakit. Pada saat tersenyum, system kekebalan tubuh dan system pada tulang, pembuluh darah jantung maupun otot bekerja lebih aktif. Penelitian menunjukan bahwa 70% penyakit, mulai dari hipertensi, jantung, depresi, insomnia, migraine, pikun, alergi, dan lain-lain disebabkan oleh stress. Tersenyum mampu mengurangi tingkat stress sehingga menekan pertumbuhan penyakit. Bagi orang sakit, tersenyum mampu mengurangi dua hormone dalam tubuh yang menyebabkan penyakit yaitu epinefrin dan kortisol, serta menghasilkan endophrin, pemati rasa alamiah dan merupakan hormone pengendali rasa sakit, sehingga senyum mampu mempercepat proses penyembuhan penyakit dan mengurangi rasa nyeri.
Tersenyum efektif dalam menstimulasi pikiran dan perasaan positif, karena tersenyum membuat hati kita senang. Perasaan senang ini menjadi energy positif yang mendorong meningkatnya mood, lebih mudah berpikir, memunculkan ide-ide baru yang barangkali tidak terpikirkan sebelumnya sehingga seseorang menjadi lebih kreatif dan bersemangat dalam melakukan aktivitas.
Senyum yang tulus merupakan hal pokok dalam hubungan kemanusiaan. Senyum merupakan kunci untuk menciptakan persahabatan yang erat, membangun hubungan keluarga yang harmonis, menciptakan persaudaraan. Bahkan, senyum menjadi kunci untuk menciptakan hubungan yang sinergis dalam pekerjaan, antara atasan dan bawahan.
Ini bukan asli tulisanku…semuanya kutipan dari sebuah buku, entah apa judulnya aku lupa,heheee………..